Mencari Posisi Yang Bijaksana

Mencari Posisi Yang Bijaksana

Sewaktu lewat gang arah mau kerumah, saya berpapasan dengan teman yang hendak berangkat ke masjid walaupun waktu Isya masih sekitar 15 menit lagi. Didepan pintu rumahnya terlihat anaknya berusia satu setengah tahun menangis minta di gendong oleh ayahnya karena memang sang ayah baru pulang kerja lalu mandi dan pergi lagi ke masjid sehingga belum sempat bercengkrama dengan anaknya. Ketika saya bertanya 'mengapa mebiarkan anaknya menangis, dia menjawab dengan kutipan surat Al Kahfi "Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan." (QS 18:46)

Sambil tersenyum saya coba memberi masukan " permasalahannya perhiasaan kehidupan itu sudah diamanahkan Allah dan kelak akan di mintai pertanggung jawabannya, kan masih ada waktu sekitar 15 menit ", sambil terus melangkah dia berkata " setiap orang punya pilihankan"

Kebijaksanaan bukanlah hanya bagaimana menentukan pilihan yang benar tetapi juga bagaimana menentukan pilihan secara benar. Rasululah sendiri pernah memundurkan waktu sholat ketika udara terasa sangat panas yang dianggap bisa mengganggu kekhusyukan sholat

Abu Dzar al-Ghifari berkata, "Kami bersama Rasulullah dalam suatu perjalanan, lalu muadzin mau azan untuk shalat zhuhur. Kemudian Nabi bersabda, '(Tunggulah hingga) dingin.' ('Tunggulah hingga dingin.' Atau, beliau bersabda, 'Tunggulah, tunggulah!' ). Kemudian muadzin itu mau azan lalu beliau bersabda, '(Tunggulah hingga) dingin.' (Kemudian muadzin hendak azan lagi, lalu beliau bersabda, 'Tunggulah hingga dingin.'), sehingga kami melihat bayang-bayang tumpukan tanah atau pasir. Nabi bersabda, 'Sesungguhnya panas yang amat sangat terik itu dari pengapnya Jahannam. Apabila udara sangat panas , maka shalatlah pada waktu panas itu reda.'" (Bukhari)

Dilain hari ketika sedang duduk di teras rumah, secara tidak sengaja terlihat banyak sekali semut hilir mudik secara tidak menentu melakukan aktivitas keseharian mereka, 'kira-kira apa yang dilakukan mereka ?'. Keesokan harinya ketika berada disalah satu gedung bertingkat, saya mencoba naik pada tempat yang paling tinggi dan melihat kebawah. Tampak berbagai macam manusia dengan berbagai kepentingan lalu lalang tak menentu, baik yang berkendaraan maupun yang jalan kaki terlihat seperti semut yang mencari pemenuhan hidup, tidak jelas dan hal ini membuat saya teringat dengan kutipan teman pada surat Al Kahfi tersebut.

Memang benar bahwa seluruh ayat-ayat Al Qur'an mengandung kebenaran dan pengajaran tetapi tidak kalah pentingnya mentadabburi isi dan kandungannya sehingga kita bisa meletakkan posisi ayat per ayat secara tepat pada kehidupan keseharian kita.

Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post