Temuan Ilmiah Modern: Syukur Menambah Nikmat !

Temuan Ilmiah Modern: Syukur Menambah Nikmat !

http://www.hidayatu llah.com/ index.php? option=com_ content&view= article&id= 7489:temuan- ilmiah-modern- syukur-menambah- nikmat-&catid= 103:iptek& Itemid=56

Written by Administrator

Tuesday, 02 September 2008 08:47

Ilmuwan meneliti peran sikap bersyukur atau berterima kasih.
Bersyukur, selain menyehatkan jiwa-raga, juga mendorong terjalin dan
terbinanya persahabatan antar manusia

Hidayatullah. com--Sikap berterima kasih atau bersyukur mendorong
terjalin dan terbinanya persahabatan antar manusia. Inilah kesimpulan
S.B. Alqoe dkk. asal University of Virginia, Amerika Serikat (AS).
Hasil penelitiannya dimuat di jurnal ilmiah Emotion, edisi Juni 2008
dengan judul "Beyond reciprocity: gratitude and relationships in
everyday life" (Lebih dari sekedar hubungan timbal balik: sikap
bersyukur dan persahabatan dalam hidup keseharian).

Dalam karya ilmiah itu para ilmuwan meneliti peran sikap bersyukur
atau berterima kasih yang muncul secara alamiah dalam perkumpulan
mahasiswa di perguruan tinggi selama acara "pekan pemberian hadiah"
dari anggota lama kepada anggota baru. Para anggota baru mencatat
tanggapan atas manfaat yang mereka dapatkan selama pekan tersebut.

Di akhir pekan itu, dan satu bulan kemudian, anggota lama dan anggota
baru menilai keadaan persahabatan dan hubungan di antara mereka.
Kesimpulannya, rasa terima kasih atas pemberian hadiah berpeluang
memicu terbentuknya dan terpeliharanya persahabatan di antara mereka.

Aneka manfaat syukur

Selain jalinan persahabatan yang baik, sikap bersyukur kini terbukti
secara ilmiah memicu pula aneka manfaat lain. Di antaranya manfaat
kesehatan jasmani, ruhani dan kehidupan bermasyarakat yang lebih baik.
Tidak heran jika "gratitude research" atau "penelitian tentang sikap
bersyukur" menjadi salah satu bidang yang banyak diteliti ilmuwan abad
ke-21 ini.

Profesor psikologi asal University of California, Davis, AS, Robert
Emmons, sekaligus pakar terkemuka di bidang penelitian "sikap
bersyukur", telah memperlihatkan bahwa dengan setiap hari mencatat
rasa syukur atas kebaikan yang diterima, orang menjadi lebih teratur
berolah raga, lebih sedikit mengeluhkan gejala penyakit, dan merasa
secara keseluruhan hidupnya lebih baik.

Dibandingkan dengan mereka yang suka berkeluh kesah setiap hari, orang
yang mencatat daftar alasan yang membuat mereka berterima kasih juga
merasa bersikap lebih menyayangi, memaafkan, gembira, bersemangat dan
berpengharapan baik mengenai masa depan mereka. Di samping itu,
keluarga dan rekan mereka melaporkan bahwa kalangan yang bersyukur
tersebut tampak lebih bahagia dan lebih menyenangkan ketika bergaul.

Tak tersentuh sebelumnya

Dulu, sikap bersyukur atau berterima kasih sama sekali tidak terjamah
dalam kajian ilmuwan psikologi tatkala profesor Emmons mulai
mengkajinya di tahun 1998. Penelitian pertama prof Emmons melibatkan
para mahasiswa kuliah psikologi kesehatan di universitasnya.

Saat itu sang profesor mewajibkan sebagian dari para mahasiswa
tersebut untuk menuliskan lima hal yang menjadikan mereka bersyukur
setiap hari. Sedangkan mahasiswa selebihnya diminta mencatat lima hal
yang menjadikan mereka berkeluh kesah. Tiga pekan kemudian, mahasiswa
yang bersyukur memberitahukan adanya peningkatan dalam hal kesehatan
jiwa-raga dan semakin membaiknya hubungan kemasyarakatan dibandingkan
rekan mereka yang suka menggerutu.

Di tahun-tahun berikutnya, profesor Emmons melakukan aneka penelitian
yang melibatkan beragam kondisi manusia, termasuk pasien penerima
organ cangkok, orang dewasa yang menderita penyakit otot-saraf dan
murid kelas lima SD yang sehat. Di semua kelompok manusia ini,
hasilnya sama: orang yang memiliki catatan harian tentang ungkapan
rasa syukurnya mengalami perbaikan kualitas hidupnya.

Dampak latihan bersyukur

Melalui latihan, perasaan bersyukur dapat dibiasakan dalam diri
seseorang. Pelatihan sengaja untuk menanamkan rasa syukur ini ternyata
membawa dampak positif dalam beragam sisi kehidupan.

Dalam penelitian menggunakan metoda membandingkan, ditemukan bahwa
mereka yang menuliskan rasa syukurnya setiap pekan mendapatkan manfaat
jasmani-ruhani yang lebih baik dibandingkan mereka yang terbiasa
mencatat peristiwa menjengkelkan dan kejadian yang biasa-biasa saja.
Di antara manfaat ini adalah olah raga yang lebih teratur, lebih
sedikit mengeluhkan gejala penyakit badan, merasa hidupnya secara
keseluruhan lebih baik, dan berpengharapan lebih baik di minggu mendatang.

Manfaat lain sikap berterima kasih tampak pada keberhasilan dalam
mewujudkan cita-cita. Dibandingkan dengan orang-orang yang bersikap
sebaliknya, mereka yang senantiasa memiliki daftar ungkapan rasa
syukur lebih cenderung mengalami kemajuan dalam pencapaian cita-cita
mereka. Cita-cita ini dapat berupa prestasi akademis, hubungan
antar-sesama dan kondisi kesehatan.

Penelitian lain dilakukan dengan melatih pembiasaan sikap bersyukur
setiap hari pada diri sendiri. Kondisi positif seperti: waspada,
bersemangat, tabah, penuh perhatian, dan daya hidup pada orang muda
dewasa meningkat akibat pembiasaan sikap bersyukur. Perbaikan kondisi
sebaik ini tidak dijumpai pada orang yang dilatih bersikap menggerutu
atau pada orang yang menganggap dirinya lebih sejahtera dibanding
orang lain.

Selain itu, mereka yang memiliki rasa syukur setiap hari lebih
memiliki jiwa sosial yang lebih baik dibandingkan mereka yang suka
berkeluh kesah dan suka menganggap orang lain kurang beruntung.
Golongan yang pertama tersebut cenderung menolong seseorang yang
memiliki masalah pribadi, atau telah membantu dukungan semangat kepada
orang lain.

Pasien pun tak luput dari penelitian seputar sikap bersyukur ini.
Dengan melibatkan sejumlah orang dewasa pengidap penyakit otot-saraf,
pelatihan membiasakan sikap bersyukur berdampak baik pada pasien
tersebut. Di antaranya adalah kualitas dan lama tidur yang lebih baik,
lebih optimis dalam menilai kehidupan, lebih eratnya perasaan
persahabatan dengan orang lain, serta suasana hati tenteram yang lebih
sering dibandingkan dengan mereka yang tidak dilatih bersikap syukur.

Ketika syukur menjadi kebiasaan

Insan yang bersyukur menyatakan diri mereka merasakan tingginya
perasaan positif, kepuasan hidup, semangat hidup, dan pengharapan baik
di masa depan. Mereka juga mengalami kemurungan dan tekanan batin
dengan kadar rendah.

Kalangan yang memiliki kebiasaan kuat dalam bersyukur atau berterima
kasih memiliki kemampuan menyelami jiwa orang lain dan mengambil sudut
pandang orang lain. Mereka ditengarai lebih dermawan dan lebih ringan
tangan oleh orang-orang di jalinan persahabatan mereka.

Terdapat pula kaitan antara kerohanian seseorang dengan sikap
bersyukur. Kecenderungan bersyukur lebih banyak dilakukan mereka yang
secara teratur menghadiri acara keagamaan dan terlibat dalam kegiatan
keagamaan seperti berdoa atau sembahyang dengan membaca bacaan
relijius berkali-kali. Kaum yang bersyukur lebih cenderung mengakui
keyakinan akan keterkaitan seluruh kehidupan, serta rasa ikatan dan
tanggung jawab terhadap orang lain.

Pribadi-pribadi yang bersyukur dilaporkan memiliki sifat materialistis
yang rendah. Mereka tidak begitu menaruh perhatian penting pada
hal-hal yang bersifat materi. Mereka cenderung tidak menilai
keberhasilan atau keberuntungan diri mereka sendiri dan orang lain
dari jumlah harta benda yang mereka kumpulkan.

Dibandingkan dengan kaum yang kurang berterima kasih, kalangan yang
bersyukur cenderung bukan berwatak pendengki terhadap kaum kaya, dan
bersikap mudah memberikan apa yang mereka punya kepada orang lain.

Nikmat bertambah

Profesor Emmons menuangkan hasil-hasil temuan ilmiahnya itu dalam buku
terkenalnya "Thanks! How the New Science of Gratitude Can Make You
Happier" (Terima kasih! Bagaimana Ilmu Baru tentang Bersyukur Dapat
Menjadikan Anda Lebih Bahagia) yang terbit tahun lalu. Buku ini
memaparkan pula 10 kiat untuk menanamkan rasa syukur sepanjang tahun
demi mendapatkan nikmat karunia yang bermanfaat dalam kehidupan.

Temuan ilmiah tentang syukur ini mengukuhkan risalah ilahiah bahwa
syukur adalah akhlak mulia yang mesti ada dalam diri manusia. Sebab,
syukur memicu bertambah nikmat hidup seseorang:

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika
kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat. (Al
Quran, Ibrahim, 14:7). [emotion/cr/ www.hidayatullah .com]

===================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
===================================================

Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post