IMAN KEPADA HARI AKHIR

IMAN KEPADA HARI AKHIR

oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin

Hari akhir adalah hari Kiamat, di mana seluruh manusia dibangkitkan pada
hari itu untuk dihisab da dibalas. Hari itu disebut hari Akhir, karena
tidak ada hari lagi setelahnya. Pada hari itulah penghuni Surga dan
penghuni Neraka masing-masing menetap di tempatnya.

Iman kepada hari Akhir mengandung tiga unsur.

[1]. Mengimani ba'ts (kebangkitan) , yaitu menghidupkan kembali orang-orang
yang sudah mati ketika tiupan sangkakala yang kedua kali.
Pada waktu itu semua manusia bangkit untuk menghadap Rabb alam semesta
dengan tidak beralas kaki, bertelanjang, dan tidak disunat.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.
"Artinya : Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah
Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati.
Sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya" .[Al-Anbiyaa : 104]

Kebangkitan adalah kebenaran yang pasti, ditunjukkan oleh Al-Kitab, Sunnah
dan ijma' umat Islam. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.
"Artinya : Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari
kuburmu) di hari Kiamat". [Al-Mu'minun : 15-16]

Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda.
"Artinya : Di hari Kiamat seluruh manusia akan dihimpun dengan keadaan
tidak beralas kaki dan tidak disunat". [Hadits Riwayat Bukhari-Muslim]

Umat Islam sepakat akan adanya hari Kebangkitan karena hal itu sesuai
dengan hikmah Allah yang mengembalikan ciptaanNya untuk diberi balasan
terhadap segala yang telah diperintahkanNya melalui lisan para rasulNya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.

"Artinya : Maka apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya Kami menciptakan
kami secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan
kepada Kami ?". [Al-Mu'minun : 115]

"Artinya :Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum)
Al-Qur'an benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat
kembali".[Al- Qashash : 85]

[2]. Mengimani hisab (perhitungan) dan jaza' (pembalasan) dengan meyakini
bahwa seluruh perbuatan manusia akan dihisab dan dibalas.
Hal ini dipaparkan dengan jelas di dalam Al-Qur'an, Sunnah dan ijma
(kesepakatan) umat Islam.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman
"Artinya : Sesungguhnya kepada Kamilah kembali mereka, kemudian
sesungguhnya kewajiban Kamilah menghisab mereka". [Al-Ghasyiyah : 25-26]

"Artinya : Barangsiapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala)
sepuluh kali lipat amalnya ; dan barangsiapa yang membawa perbuatan yang
jahat maka dia tidak diberi balasan melainkan seimbang dengan
kejahatannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan)" .
[Al-An'am : 160]

"Artinya : Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka
tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu)
hanya seberat biji sawi pun pasti Kami mendatangkan (pahalanya). Dan
cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan" . [Al-Anbiyaa : 47]

Dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'anhu diriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya : Allah nanti akan mendekatkan orang mukmin, lalu meletakkan
tutup dan menutupnya. Allah bertanya : 'Apakah kamu tahu dosamu itu ?'� Ia
menjawab, 'Ya Rabbku'. Ketika ia sudah mengakui dosa-dosanya dan melihat
dirinya telah binasa, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, 'Aku telah
menutupi dosa-dosamu di dunia dan sekarang Aku mengampuninya' . Kemudian
diberikan kepada orang mukmin itu buku amal baiknya. Adapun orang-orang
Kafir dan orang-orang munafik, Allah Subhanahu wa Ta'ala memanggilnya di
hadapan orang banyak. Mereka orang-orang yang mendustakan Rabbnya.
Ketahuilah, laknat Allah itu untuk orang-orang yang zhalim". [Hadits
Riwayat Bukhari Muslim]

Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya : Sesungguhnya yang berniat melakukan satu kebaikan lalu
mengamalkannya, maka ditulis baginya sepuluh kebaikan, sampai tujuh ratus
kali lipat, bahkan sampai beberapa lipat lagi. Barangsiapa berniat
melakukan satu kejahatan, lalu mengamalkannya, maka Allah menulisnya satu
kejahatan saja"

Umat Islam telah sepakat tentang adanya hisab dan pembalasan amal karena
itu sesuai dengan kebijaksanaan Allah. Sebagaimana kita ketahui, Allah
Subhanahu wa Ta'ala telah menurunkan kitab-kitab, mengutus para rasul
serta mewajibkan kepada manusia untuk menerima ajaran yang dibawa oleh
rasul-rasul Allah itu dan mengerjakan segala yang diwajibkannya. Dan Allah
telah mewajibkan agar berperang melawan orang-orang yang menentangNya
serta menghalalkan darah, keturunan, isteri dan harta benda mereka. Kalau
tidak ada hisab dan balasan tentu hal ini hanya sia-sia belaka, dan Rabb
Yang Mahabijaksana, Mahasuci darinya. Allah Subhanahu wa Ta'ala telah
mengisyaratkan hal itu dalam firmanNya.

"Artinya : Maka sesungguhnya Kami akan menanyai umat-umat yang telah
diutus rasul-rasul kepada mereka dan sesungguhnya Kami akan menanyai
(pula) rasul-rasul (Kami), maka sesungguhnya akan Kami kabarkan kepada
mereka (apa-apa yang telah mereka perbuat), sedang (Kami) mengetahui
(keadaan mereka), dan Kami sekali-kali tidak jauh (dari mereka)".
[Al-A'raaf : 6-7]

[3]. Mengimani Surga dan Neraka sebagai tempat manusia yang abadi.
Surga tempat kenikmatan yang disediakan Allah untuk orang-orang mukmin
yang bertaqwa, yang mengimani apa-apa yang harus diimani, yang taat kepada
Allah dan rasulNya, dan kepada orang-orang yang ikhlas.

Di dalam Surga terdapat berbagai kenikmatan yang tidak pernah dilihat
mata, tidak pernah didengar telinga, serta tidak terlintas dalam benak
manusia.
"Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
shalih, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Rabb
mereka ialah surga Adn yang mengalir dibawahnya sungai-sungai. Mereka
kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka, dan mereka
pun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang
takut kepada Rabbnya". [Al-Bayyinnah : 7-8]

"Artinya : Tidak seorangpun mengetahui apa yang disembunyikan untuk
mereka, yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyenangkan pandangan mata
sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan". [As-Sajdah : 17]

Neraka adalah tempat adzab yang disediakan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala
untuk orang-orang kafir, yang berbuat zhalim, serta bagi yang mengingkari
Allah dan RasulNya. Di dalam Neraka terdapat berbagai adzab dan sesuatu
yang menakutkan, yang tidak pernah terlintas dalam hati.

"Artinya : Dan peliharalah dirimu dari api Neraka, yang disediakan untuk
orang-orang yang kafir".[Al-Imran : 131]

"Artinya : Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang yang zhalim
itu Neraka yang gejolaknya mengepung mereka. Jika mereka meminta minum,
maka mereka akan diberi minuman dengan air seperti besi yang mendidih yang
dapat menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat
istirahat yang paling jelek". [Al-Kahfi : 29]

"Artinya : Sesungguhnya Allah melaknati orang-orang kafir dan menyediakan
bagi mereka api yang menyala-nyala (Neraka). Mereka kekal di dalamnya
selama-lamanya. Mereka tidak memperoleh seorang pelindung pun dan tidak
(pula) seorang penolong. Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan
dalam Nereka, mereka berkata ; Alangkah baiknya, andaikata kami taat
kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul". [Al-Ahzab : 64-66]

[Ditulis ulang dari Syarhu Ushulil Iman, Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin.
Edisi Indonesia: Prinsip-Prinsip Dasar Keimanan. Penerjemah: Ali Makhtum
Assalamy. Penerbit: KSA Foreigners Guidance Center In Gassim Zone]

Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post