Meranti : Massa Meranti Blokade Pelabuhan Tanjung Harapan

Massa Meranti Blokade Pelabuhan Tanjung Harapan

SELATPANJANG--Aksi pendudukan Pelabuhan Tanjung Harapan Selatpanjang oleh 400-an massa yang tergabung dalam Badan Pekerja Pembentukan Kabupaten Meranti (BP2KM) telah melumpuhkan aktivitas pelabuhan tersebut selama delapan jam, Kamis (4/12) mulai pukul 09.00-17.00 WIB. Akibatnya, seribuan calon penumpang yang akan berangkat dan datang melalui pelabuhan tersebut sempat tertahan. Aksi ini merupakan lanjutan dari apel akbar yang dihadiri 5.000 masa Meranti, beberapa waktu lalu.

Dari pemantauan Riautoday.com di Pelabuhan Tanjung Harapan yang merupakan milik PT Pelindo, massa pendukung pembentukan Kabupaten Meranti yang tergabung dalam BP2KM itu melakukan aksi mulai sekitar pukul 09.00 WIB. Akibat aksi ini, tidak ada satupun kapal penumpang dan speedboat yang dapat bersandar di pelabuhan sehingga ribuan calon penumpang yang ke atau dari Selatpanjang harus menggunakan pompong ke tengah laut untuk bisa naik atau turun kapal.

Aksi pendudukan ini sempat membuat para penumpang cemas. Apalagi ratusan massa itu langsung menduduki ponton tempat sandar kapal sekaligus membuat pagar betis yang membuat aktivitas pelabuhan terhenti. Meski puluhan aparat kepolisian dari Polsek Tebing Tinggi diturunkan untuk mengendalikan massa, namun tetap tak bisa berbuat banyak.

‘’Hari ini Pelabuhan Tanjung Harapan kami ambil alih dan kami menduduki. Kapal dilarang merapat, kalau masih nekat resiko sendiri,’’ ujar Ketua BP2KM Syaiful Ikram melalui pengeras suar.

Dalam orasinya, Syaiful mengatakan, aksi pendudukan pelabuhan ini merupakan upaya BP2KM bersama masyarakat Meranti mendesak Gubernur Riau (Gubri) HM Ruzli Zainal SE MP segera mengeluarkan rekomendasi persetujuan pembentukan Kabupaten Meranti dalam waktu dekat ini. Apalagi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) menyebut Meranti sudah memenuhi syarat untuk menjadi sebuah kabupaten sendiri, sehingga tidak ada alasan lagi menundanya. Dengan demikian, tidak ada lagi alasan penundaan bagi pemerintah pusat untuk segera mengesahkan RUU Pemekaran Meranti dalam sidang paripurna DPR bulan Desember ini.

‘’Kita minta pemerintah segera mengesahan RUU Pemekaran Meranti. Kalau tidak, selain menduduki pelabuhan, semua objek vital di Kota Selatpanjang akan ditutup aktifivasnya sampai tuntutan pemekaran ini terpenuhi. Kalau pengesahan RUU Meranti ditunda lagi oleh DPR RI dalam masa sidang akhir tahun pada Desember ini, kami akan menurunkan massa dalam jumlah ribuan,’’ ujar Syaiful yang juga mantan anggota DPRD Bengkalis itu.

Aksi pendudukan ini sempat luput dari perhatian aparat dan pemerintah kecamatan. Hal ini terlihat dari tidak adanya antisipasi pengamanan dari awal. Kalaupun ada, hanya beberapa petugas awalnya bersama KP3 yang bertugas di pelabuhan. Akibatnya, ratusan masa Meranti mulai pukul 09.00 WIB dengan leluasa menduduki ponton pelabuhan.

Sekitar pukul 10.30 WIB, sejumlah kapal fery penumpang mulai memasuki perairan Pelabuhan Tanjung Harapan. Namun belum sempat kapal-kapal yang membawa ratusan penumpang dari Batam, Dumai, Tanjung Balai Karimun dan Bengkalis tersebut merapat, ratusan massa langsung melakukan penghadangan. Akibatnya, para nakhoda kapal tidak berani mengambil resiko merapat ke dermaga. Kapal-kapal tersebut hanya hilir mudik menunggu izin untuk merapat.

Kapolsek Tebing Tinggi AKP Ida Ketut Gahaanta melalui Kasatreskrim Suhartono berusaha membujuk massa untuk mengizinkan Dumai Ekpres, Batam Jet dan sejumlah kapal dengan ratusan penumpang lainnya untuk merapat. Namun, massa menolak sehingga upaya negosiasi yang dilakukan menemui jalan buntu.

http://www.detikriau.com/

Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post