Ketika Ajal Mendahului Taubat

sumber : http://www.warnaislam.com/
penulis : Addy Kuswoyo

Ketika Ajal Mendahului Taubat



Kita diberitakan oleh Allah SWT melalui firman-Nya dalam Al Qur’an Surat Al
Ankabut:57 yang artinya: "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.
Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan" (lihat juga Qs. Ali
Imran:185, Al Anbiya’:35), yang dengan itu kita harus meyakini bahwa memang
kita akan mengalami kematian yang kita tidak akan tahu kapan kematian itu
akan datang menghampiri kita.

Berita duka cita kerap kali terdengar di telinga kita melalui pengeras
suara mushola atau masjid, berita perihal kematian salah satu tetangga di
lingkungan tempat tinggal kita. Berita duka cita itu disampaikan diiringi
dengan ucapan “Innalillahi wainnailaihi raji'un” yang terjemahannya
“Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali”
(lihat Qs. Al Baqarah:156), kalimat ini dinamakan kalimat istirjaa
(pernyataan kembali kepada Allah). Entah kapan yang kita tidak bisa
mengetahuinya, berita duka cita itu diumumkan untuk nama kita atau nama
dari keluarga kita. Tetangga kita semuanya mengucapkan “Innalillahi
wainnailaihi roji'un” dan mereka berta’ziah kerumah kita. Setelah
dimandikan mereka menshalati kita dengan takbir 4 kali dan juga ikut untuk
mengiringi rombongan keluarga ke tempat peristirahatan terakhir kita.

Bagi orang yang beriman dan beramal shalih kematian adalah sesuatu yang
tidak akan pernah ditakutinya, karena kematian awal dari dirinya untuk
berjumpa dengan sang Maha Pencipta Allah SWT Tuhan Semesta Alam, yang telah
memberikannya semesta nikmat selama ia hidup didunia dan ia senantiasa
mensyukurinya, menjalankan perintah dan menjauhkan larangannya yang dengan
kata lain ia berusaha menjadi hamba-hamba rabbani yang tersemat didalam
dirinya ketaqwaan dan penuh dengan keikhlasan. Dan bagi orang yang beriman
dan beramal shalih itu Allah menyebut mereka Khairul Bariyah (sebaik-baik
makhluk) dan dijanjikan balasan syurga yaitu syurga ‘Adn dan mereka kekal
didalamnya (Qs. Al Bayyinah:7-8). Tetapi sebaliknya, mereka yang memilih
kekafiran dan melakukan kemusyrikan sewaktu hidup didunia Allah menyebut
mereka Syarul Bariyah (seburuk-buruk makhluk) dan mereka akan dimasukkan
kedalam neraka jahanam selama-lamanya. (Qs. Al Bayyinah:6)

Bagi mereka yang jauh dari perintah Allah dan tidak menjalankan perintah
Nya, asyik terlena dengan fatamorgana dunia, mereka menunda-nunda untuk
bertaubat dan tidak bergegas untuk kembali ke jalan Nya, maka sungguh
mereka termasuk orang-orang yang merugi yang telah menyia-nyiakan waktu
yang diberikan oleh Allah SWT, yang seharusnya untuk melakukan ibadah
kepada-Nya. (Qs. Al Ashr:1-5)

Dan ketika mereka mendengar tentang kematian mereka akan merasa takut,
mereka tidak siap ketika ajal akan menjemput. Tetapi sesungguhnya ketika
keputusan Allah telah datang bahwa kita akan mati pada detik ini juga, maka
kita tidak akan bisa menolaknya. Seperti yang Allah firmankan di dalam Al
Qur’an Surat Al Munafiqun:11 yang artinya: “Dan Allah sekali-kali tidak
akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu
kematiannya….”

Ketika kita sudah menjumpai ajal berarti sudah selesai perjalanan hidup
kita di alam dunia dan tinggal kita tunggu waktu Allah SWT akan menghitung
amalan-amalan kita selama hidup didunia. Kita tidak bisa kembali ke dunia
untuk memperbaiki kesalahan yang telah kita lakukan dan sungguh amat
menyesal mereka yang lalai dan hanya memperturutkan hawa nafsunya ketika
berada di didunia.

Dan (ingatlah) hari (ketika) orang yang zhalim menggigit dua tangannya,
seraya berkata: 'Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama
Rasul.’ (Qs. Al-Furqan:27)

Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: "Seandainya kami dapat kembali
(ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka
berlepas diri dari kami." Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka
amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak
akan keluar dari api neraka. (Qs. Al Baqarah:167)

Maka sekiranya kita dapat kembali sekali lagi (ke dunia) niscaya kami
menjadi orang-orang yang beriman. (Qs. Asy Syu'araa':102)

Jangan sampai ajal yang telah Allah tentukan kepada kita mendahului taubat
yang sering kita tunda-tunda, kita tidak bersegera untuk kembali ke
jalan-Nya. Maka ketika ajal mendahului taubat, tidak ada lagi waktu dan
kesempatan yang diberikan Allah kepada kita untuk kembali hidup didunia
untuk menebus kesalahan dan kekeliruan yang telah kita perbuat. Semoga kita
adalah hamba yang senantiasa bertaubat atas kesalahan yang terlakukan
dengan “Taubatan Nashuha” dan Allah SWT berkenan menerima akan taubat kita.
Amin.

“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan
nashuha (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi
kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai…” (Qs. At Tahrim:8)

“…Sesungguhnya Allah-lah Yang maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”
(Qs. At-Taubah:118)

Wallahu a’lam bishshawab

Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post