Kedahsyatan Saat Menjelang Maut

Kedahsyatan Saat Menjelang Maut
Oleh Uti Konsen UM (appost)

Adapun jika yang akan meninggal itu termasuk orang orang yang dekat
kepada Allah maka baginya diberikan ketenangan, kelegaan dan kenikmatan
sorga (Al Waqiah 88-89) SAMPAI sekarang belum pernah seseorang yang
sudah mati, hidup kembali untuk dapat menceriterakan kepada kita
bagaimana kepayahan dan kesukaran yang dihadapi seseorang ketika
menghadapi sakaratil maut yang amat mengerikan itu. Rasulullah
bersabda, ' Ya Allah Tuhanku, ringankanlah sakratul maut bagi Muhammad
'. Diriwayatkan bahwa suatu ketika sekelompok kaum Bani Israil berjalan
melewati pekuburan. Salah seorang dari mereka berkata," Bagaimana jika
kalian berdoa kepada Allah agar dia menghidupkan satu mayat dari
pekuburan ini dan kalian bisa mengajukan pertanyaan kepadanya ? '.
Mereka pun lalu berdoa. Tiba-tiba muncullah seorang lelaki dengan
tanda-tanda sujud di dahinya. ' Apa yang kalian kehendaki dariku ? Lima
puluh tahun yang lalu aku mengalami kematian, namun hingga kini rasa
pedihnya belum juga hilang dariku ', katanya. Suatu ketika Rasulullah
SAW . Ditanya tentang pedihnya kematian. ' Kematian yang paling ringan
adalah serupa dengan sebatang duri yang menancap di selembar kain
sutera. Apakah batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta
bagian kain sutera yang terkoyak ?". Kali lain Nabi SAW menjenguk orang
yang sedang sakit. Beliau bersabda, ' Aku tahu apa yang sedang
dialaminya. Tak ada satu pembuluh darah pun yang tidak merasakan
pedihnya derita kematian". Dapat dipastikan menurut pandangan mata
bahwa kepayahan, kesukaran dan ketakutan menghadapi maut adalah puncak
dari segala pederitaan, sehingga banyak orang yang tidak berani atau
tidak sampai hati melihat orang yang sedang sakaratul maut. Tapi ada
satu berita yang menggembirakan bagi orang dekat dengan Allah.
Rasulullah SAW.dengan perantaraan wahyu Ilahi menerangkan bahwa
sakaratul maut itu berat bagi orang-orang yang jahat dan banyak dosa,
tetapi ringan dan gampang bagi orang yang beriman dan banyak beramal
salih. Dan hal ini telah ditegaskan Allah SWT dalam Surah Al Waqiah
88-89 di atas. Bagi orang yang taqwa, sebuah ibadah dan kebajikan yang
pernah dilakukannya semasa hidupnya terhadap Allah dan mahluk, begitu
juga kegembiraan dan kesenangan hati orang-orang yang pernah merasakan
nikmat dari kebajikannya, dikumpulkan Allah lalu dirasakan Allah
kepadanya di waktu menghadapi mati itu. Diutus Allah berpuluh-puluh
Malaikat Rahmat untuk menghibur hatinya di waktu menghembuskan nafasnya
yang terakhir, sehingga ia merasa tenang, senang, bahagia. Karena itu
kita pernah menyaksikan orang yang melepas nyawanya dalam keadaan
senyum diliputi ketenangan. Seperti Abu Dzar misalnya. Ia meninggal
dalam pengasingan di zaman Khalifah Usman. Hanya beberapa orang saja
yang melihat dan mengantar jenazahnya ke kubur. Husnul Khatimah
diperolehnya. Mati yang baik itu tidak dinilai dengan banyaknya orang
yang mendatangi jenazah dan banyaknya orang yang mengantarkan ke kubur.
Menurut tarekh, saat meninggal wajahnya senyum. Di tanah air kita,
diantaranya almarhum Prof Dr Hamka. Bagi yang ingin melihat fotonya,
baca buku Perjalanan Terakhir Buya Hamka. Di situ jelas terlihat wajah
almarhum yang senyum. Sebenarnya hal itu telah dijelaskan Allah dengan
firman-Nya : 'Sesungguhnya orang-orang yang berkata : Tuhan kami Allah,
kemudian mereka senantiasa berlaku lurus dalam hidupnya, niscaya akan
turun atas mereka Malaikat-Malaikat mengatakan : ' Jangan kamu takut
dan sedih, dan bergembiralah dengan surga yang sudah dijanjikan Allah
untukmu ' (Fussilat 30). Sebaliknya dalam Surah Al Qiyamah 26-35 ,
Allah menegaskan bahwa orang-orang yang dipayahkan waktu matinya ialah
orang-orang yang mendustakan agama, tidak mengerjakan salat, sombong
dan jahat, orang-orang yang hidupnya bergelimbang dosa dan maksiat.
Setiap dosa dan kejahatan yang pernah dilakukan oleh seseorang di waktu
hidupnya akan menyebabkan kesusahan dan kepayahan di kala matinya,
karena sesaat sebelum ia meninggal dunia, semua dosa dan kesalahan yang
telah dilakukannya


===================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
===================================================

Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post